Selasa, 27 Desember 2016

Proses Kehamilan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Semua orang pasti akan menikah dan memiliki pasangan, kemudian setelah itu mereka akan menginginkan keturunan dari pernikahan tersebut. Salah satu cara agar mendapatkan keturunan adalah terjadinya proses kehamilan pada wanita yang sudah menikah tadi. Awalnya memang jelas sekali sepasang suami istri harus melakukan hubungan intim terlebih dahulu sebelum pada akhirnya sang istri mengalami masa hamil selama kurang lebih 9 bulan lamanya. Hampir seluruh wanita pasti akan mengalami dan merasakan kehamilan, karena pada dasarnya seorang wanita juga selalu mengharapkan menimang sang buah hatinya.
Pembuahan hanya dapat terjadi ketika wanita sedang berada dalam masa subur. Pada masa itu, seorang wanita akan melepaskan sel telur yang sudah matang dan siap untuk dibuahi.Dalam keadaan normal, seorang pria akan mengeluarkan jutaan spermasaat melakukan persetubuhan. Dari berjuta-juta sel sperma tersebut, hanyasatu yang akan berhasil membenamkan diri dalam dinding sel telur yangsudah masak, dan menyatukan dua inti sel
1.2  Tujuan
Makalah ini dibuat untuk membahas tentang proses kehamilan dari proses terjadinya ovulasi,perjalanan sperma,fertilisasi,pembelahan sel,implantasi,dan hormone kehamilan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Ovulasi
            Kehamilan (alamiah) terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam indung telur wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena spermamasuk ke indung telur melalui saluran rahim pada saat melakukan berhubunganbadan.Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya.Dilain tubuh pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah besar.Rata-rata setiap semprotan air mani mengandung 100-200 juta sperma. Namun dari jumlah tersebut hanya satu yang berhasil menembus indung telur dan membuahi sel telur. Ini merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk memilih bibit yang terbaik. Apabila pembuahan ini berhasil, dari satu sel telur yang telah dibuahi dan berukuran 0.2 mm akan terus berkembang biak dan berpindah kedalam rahim.Kurang lebih sekitar 7-10 hari setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi akan masuk dan menempel di selaput dalam rahim. Dianalogikan dengankasur, selaput dalam rahim ini tebal dan lunak sehingga bisa melindungi sel teluryang telah dibuahi. Pada tahap ini kehamilan sudah dimulai.Selama ini sel telur yang telah dibuahi tersebut terus berbiak danmembentuk semacam akar/rambut yang halus. Ini menyerap gizi yang terkandung dalam selaput dalam rahim sehingga bisa terus berkembang. Rambut-rambut halusini nantinya memiliki fungsi yang sangat penting untuk janin.
            Pada sekitar hari ke 5, sel telur yang telah dibuahi dan keluar dari indungtelur sudah berbentuk sebagai satu garis. Pertama yang yang terbentuk adalahsyaraf. Perkembangan berikutnya terbagi dua yaitu otak dan sumsum. Segerasetelah ini cikal bakal organ tubuh penting seperti jantung, pembuluh darah, otot,dll sudah mulai terbentuk.Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan selsperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usiakehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi(tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.Proses kehamilan ini dibagi menjadi proses sebelum terbentuknya embriodan setelah terbentuknya embrio. Proses sebelum terbentuknya embrio terbagiatas fase di uterus dan fase di ovarium.
1. Fase pada uterus
 Fase ini terbagi menjadi tiga fase yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu:
1.Fase Proliferasi
2.Fase Sekresi
3.Fase Menstruasi

2. Fase pada ovarium
Fase ini terbagi menjadi tiga bagian yang saling berhubungan selain satu sama lain, juga berhubungan dengan fase pada uterus, yaitu:
1.Fase Follikularis
2.Fase Ovulasi
3.Fase Lutea

2.1.1 Pengertian ovulasi
            Ovulasi merupakan bagian integral dari siklus menstruasi wanita. Meskipun terjadi pada bagian tengah dari dalam siklus, yang dimulai pada hari pertama menstruasi wanita, itu mempengaruhi seluruh siklus. Namun, ovulasi dapat dibagi menjadi aktivitas waktu dipercepat sebelum telur dilepaskan dari ovarium, dan waktu perlambatan, setelah telur atau ovum dilepaskan.
            Saat seorang wanita mulai menstruasi, tubuhnya berada dalam fase folikuler dari ovulasi. Tubuh, atau lebih khusus, kelenjar hipotalamus, mengenali pra-ovulasi ini hormon akan dilepas ke kelenjar pituitari. Saat menerima sinyal-sinyal ini, kelenjar pituitary memproduksi hormon yang disebut hormon perangsang folikel (FSH), yang akan memungkinkan folikel dalam ovarium untuk mulai menjadi dewasa menjadi telur.
            Selama ovulasi, umumnya hanya satu telur dilepaskan. Meskipun beberapa folikel ovarium bersama mungkin mulai matang, hanya satu sel telur benar-benar akan dirilis selama ovulasi. Sisa folikel dirangsang hanya meluruh.
            Setelah folikel telah menghasilkan ovum sepenuhnya matang, estrogen dilepaskan ke dalam tubuh. Sinyal ini yang diatur tubuh siap untuk ovulasi harus dipenuhi oleh respon hormon dari hipotalamus dan kelenjar hipofisis. Mereka pada gilirannya melepaskan hormon luteinizing, yang menyebabkan pelepasan sel telur.
            Pelepasan estrogen dan hormon luteinizing selama ovulasi cenderung menghasilkan beberapa wanita mengalami sindrom pra-menstruasi (PMS). Perempuan juga mungkin kram selama ovulasi, atau melihat sedikit bercak. Suhu tubuh naik sedikit selama periode ini, dan lendir vagina menjadi lebih tebal. Banyak wanita juga dapat merasakan keinginan untuk menjadi lebih aktif secara seksual sebelum ovulasi.
            Dari sudut pandang ilmiah, kenaikan suhu tubuh, lendir vagina dan minat dalam hubungan seksual adalah semua bermanfaat ketika seseorang ingin menghasilkan bayi. Mereka dapat membantu memprediksi, tergantung pada keteraturan siklus seseorang, ketika salah satu yang paling mungkin untuk hamil.
            Setelah sel telur dilepaskan dan melakukan perjalanan ke salah satu saluran tuba, ovulasi selesai dan tubuh memasuki fase luteal dari siklus menstruasi. Tingkat Estrogen dan hormon luteinizing menurun, tapi tubuh mulai memproduksi progesteron. Rahim dilapisi dengan bahan menebal yang membantu dalam implantasi telur.
            Ketika progesteron dilepaskan, lapisan ini pada dasarnya akan menebal sedikit lebih banyak. Namun, tubuh juga mengenali ketika sel telur dalam ovulasi tidak dibuahi dan larut. Ovum dibuahi cenderung hidup selama sekitar 24 jam setelah ovulasi telah terjadi. Beberapa 12-16 hari setelah ovulasi, lapisan ini akan ditumpahkan dari tubuh pada awal siklus menstruasi wanita berikutnya.
            Meskipun ovulasi kadang-kadang dapat terjadi pada jadwal yang dapat diprediksi, hal ini tidak selalu terjadi. Stres atau sakit dapat menunda atau memaksa ovulasi lebih awal, yang dapat menyebabkan menstruasi baik menjadi akhir atau awal. Hal ini menambah kesulitan untuk menentukan waktu yang tepat ovulasi dan jendela kesuburan, penting untuk dicatat bahwa sperma pria bisa hidup selama beberapa hari di dalam rahim. Kehamilan bisa terjadi jika hubungan seksual berlangsung dua sampai empat hari sebelum ovulasi, dan setidaknya satu hari setelah ovulasi.
            Berbeda dengan sperma pria, seorang wanita dilahirkan dengan semua sel telur yang belum matang nya. Sperma pria, di sisi lain, diproduksi secara agak konstan. Terakhir, meskipun perempuan muda mungkin tidak menyadari hal ini, adalah mungkin untuk hamil tanpa pernah mengalami satu menstruasi pertama. Siklus untuk dewasa suatu folikel telur dan dengan demikian menghasilkan ovulasi akan terjadi sebelum seorang wanita memiliki menstruasi pertama.

2.1.2  Pengaruh ovulasi terhadap kehamilan
            Untuk menjadi hamil secara alami, salah satu telur dan sperma pasangan Anda harus bertemu di tuba fallopi Anda. Telur Anda bertahan tidak lebih dari 24 jam setelah Anda berovulasi. Jadi pertemuan sel telur dan sperma harus terjadi dalam waktu ini.
            Namun, sperma bisa bertahan hingga tujuh hari. Mereka akan dengan senang hati tinggal di dalam vagina, rahim atau tuba Anda tabung untuk jangka waktu yang lama.
            Ini berarti bahwa Anda tidak perlu mengatur waktu seks saat yang tepat berovulasi untuk hamil. Anda benar-benar memiliki jangka subur sekitar enam hari.
            Rentang ini meliputi lima hari sebelum dan satu hari ovulasi itu sendiri. Jadi, jika Anda berhubungan seks di beberapa waktu selama rentang subur, telur Anda baru berovulasi bisa bertemu langsung, sperma yang sehat dan dibuahi.

2.2 Perjalanan sperma
            Saat penis melakukan penetrasi dan ejakulasi di dalam vagina, jutaan sperma tersembur. Selanjutnya sperma akan melakukan perjalanan panjang untuk melakukan pembuahan. Nah, bagaimana perjalanan sperma mulai dari vagina hingga bertemu sel telur?
            "Sperma didistribusikan ke vagina lalu dia bergerak ke atas, ke mulut rahim dan masuk ke kandungan. Lalu saat si wanita sedang masa subur, sel telur yang dilepaskan dari indung telur ditangkap oleh saluran telur," tutur dr Johannes Soedjono, M.Kes., SpAnd, spesialis andrologi Unit Kesehatan Reproduksi/Andrologi RS AL Dr Ramelan, Surabaya, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (9/10/2013).
            Lalu sel telur ini akan bertemu sperma yang naik ke saluran telur. Setelah sperma mempenetrasi sel telur, terjadilah pembuahan. Sperma ada di kandungan dalam waktu tiga sampai empat hari, kemudian akan menempel di rahim. Selanjutnya proses perkembangan janin pun dimulai.
            Sementara itu menurut dr Nugroho Setiawan, MS, SpAnd, spesialis andrologi RS Fatmawati, ovum atau sel telur bisa dibuahi sperma kalau dikerumuni minimal 200.000 ekor. Itu makanya jumlah sperma normalnya harus banyak. Menurut Badan Kesehatan Dunia, WHO, standar jumlah sperma aktif dalam kondisi normal adalah di atas 20 juta sperma per milliliter.
"Kenapa demikian (harus banyak)? karena telurnya ini tebal sekali, karena kepala sperma ini ada enzimnya yang bisa melemahkan dinding telur itu, lalu satu sperma bisa masuk. Sehingga satu sperma ini masuk harus diantar teman-temannya. Kalau sudah dibuahi telur ini tetap berjalan sampai akhirnya ia tertanam di rahim," tutur dr Nugroho.



2.3 Fertilisasi
            Istilah fertilisasi berasal dari bahasa Latin Fertilis yang berarti "subur". Fertilisasi adalah suatu proses pembuahan sel telur (ovum) oleh sel mani (sperma) untuk menghasilkan zigot, yang kemudian berkembang menjadi embrio atau janin suatu organisme (makhluk hidup). Proses pembuahan ini umum terjadi pada hampir semua jenis organisme. Ada dua jenis fertilisasi yaitu fertilisasi eksternal (di luar tubuh) dan fertilisasi internal (di dalam tubuh).
  • Fertilisasi eksternal: fertilisasi eksternal adalah proses pembuahan ovum oleh sperma terjadi di luar tubuh organisme betinanya, seperti dialami oleh golongan ikan dan katak. Organisme ini selalu mengeluarkan telur-telurnya dalam jumlah banyak, untuk mengatasi banyak gangguan di sekelilingnya dari faktor alam maupun binatang pemangsa.


  • Fertilisasi internal: fertilisasi internal adalah proses pembuahan ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh organisme betinanya, sehingga lebih aman dari gangguan faktor luar, tersimpan di dalam rahim organisme betinanya. Hanya saja perkembangan ovum yang telah dibuahinya dapat bermacam-macam, misalnya ada yang mengalami ovovipar (telur menetas menjadi bayi di luar tubuh betinanya, seperti terjadi pada golongan serangga dan burung), ovovivipar (telur menetas menjadi bayi sewaktu akan ke luar dari tubuh betinanya, seperti terjadi pada golongan kadal), dan vivipar (melahirkan bayi atau anak, seperti terjadi pada golongan hewan menyusui).
2.4 Implantasi
            Implantasi adalah perlekatan dan penetrasi berikutnya oleh telur yang telah dibuahi (pada tahap blastokista bebas zona) di dinding rahim, yang dimulai dari 5 sampai 7 hari setelah pembuahan.Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang.
            Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel.Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari).
            Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin.Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10.
Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio (korion). Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion.   Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya.
            Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon.
            Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu.
            Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram.
Embrio pertama bergerak ke rahim sekitar 80 jam setelah ovulasi. Setelah masuk ke dalam rongga rahim dalam 7 hari perjalanan, hasil pembuahan yang sudah membelah mulai mencari tempat yang “enak” untuk menempelkan diri (implantasi). Normalnya ia akan menempel pada bagian pucak rahim. Namun jika ada masalah pada lokasi tersebut ia akan mencari tempat lain. Apabila menempel pada bagian bawah rahim nantinya akan menimbulkan menutupnya mulut rahim (terjadi plasenta previa).
            Pada tahap ini sel telur yang telah dibuahi sekarang disebut blastocyst, ini adalah cluster yang diisi cairan 50 sampai 60 sel, masih terus berlipat ganda secara cepat.

2.5 Hormon-hormon kehamilan
·        Hormon Kehamilan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. Hormon ini merupakan indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan yang melalui air seni. Jika, alat test kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, maka alat test kehamilan akan mengindikasikan sebagai terjadinya kehamilan atau hasil test positif.

Dampak 
Kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah (morning sickness).

·         Hormon Kehamilan HPL (Human Placental Lactogen)
Adalah hormon yang dihasilkan oleh plasenta, merupakan hormon protein yang merangsang pertumbuhan dan menyebabkan perubahan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Hormon kehamilan ini  berperan penting dalam produksi ASI. Kadar HPL yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi dengan baik.

Dampak 
Memberikan perubahan terhadap payudara. Perubahan ini berupa pembesaran pada payudara,  serta membuat rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh.
·        
     Hormon Kehamilan Relaxin
Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Melembutkan leher rahim danmerelaksasikan sendi panggul

Dampak 
menimbulkan relaksasi pada ligamen dan sendi

·         Hormon Kehamilan Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim, perubahan-perubahan histologi pada vagina. Memperngaruhi pertumbuhan saluran kelenjar mammae sewaktu menyusui, mengontrol pelepasan LH dan FSH, mensensitifkan otot-otot uterus, mengendorkan serviks, vagina, vulva, serta menimbulkan kontraksi pada rahim. Estrogen juga memperkuat dinding rahim untuk mengatasi kontraksi saar persalinan. Hormon ini juga melembutkan jaringan tubuh, sehingga jaringan ikat dan sendi tubuh menjadi lemah sehingga tidak dapat menyangga tubuh dengan kuat. Berperan penting dalam menjaga kesehatan sistem genital, organ reproduksi dan payudara.

Dampak 
Dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga terjadi penimbunan cairan yang menyebabkan pembengkakan. Selain itu dengan peningkatan hormon ini ibu hamil sering merasa sakit punggung. Dapat juga menyebabkan varises.

·         Hormon Kehamilan Progesteron
Hormon ini berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam rahim. Juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim, sehingga persalinan dini bisa dihindari. Hormon ini juga membantu menyiapkan payudara untuk menyusui.

Dampak 
Hormon ini dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah, itu penyebab mengapa Anda sering pusing saat hamil. Hormon ini juga membuat sistem pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya gairah berhubungan intim selama hamil.

·         Hormon Kehamilan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)
Hormon kehamilan ini merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit

Dampak 
Menggelapkan warna puting susu dan daerah sekitarnya. Pigmentasi kecoklatan pada wajah, pada bagian dalam dan garis dari pusar ke baeah (linea nigra).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Kehamilan (alamiah) terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam indung telur wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena spermamasuk ke indung telur melalui saluran rahim pada saat melakukan berhubunganbadan.Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya.Dilain tubuh pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah besar. Proses sebelum terbentuknya embrio terbagiatas fase di uterus dan fase di ovarium. Implantasi adalah perlekatan dan penetrasi berikutnya oleh telur yang telah dibuahi (pada tahap blastokista bebas zona) di dinding rahim, yang dimulai dari 5 sampai 7 hari setelah pembuahan.Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang.Hormon-hormon kehamilan Hormon Kehamilan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin), Hormon Kehamilan HPL (Human Placental Lactogen). Hormon Kehamilan Relaxin, Hormon Kehamilan Estrogen, Hormon Kehamilan Progesteron, Hormon Kehamilan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone).

3.2 Saran
            Proses kehamilan calon ibu akan mudah dipelajari jika ditunjang oleh banyak literatur, baik dari buku-buku penunjang atau internet .Sehingga kita dapat mengetahui perkembangan munculnya janin dengan jelas . Selain itu kita juga dapat memahami hubungan hormone-hormon penunjang kehamilan .
• Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk proses kehamilan agar kita lebih tau dan mengerti lagi.
• Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa membaca buku atau majalah-majalah yang memuat proses kehamilan




DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar